Jarak Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Sampah Dan Tingkat Kepadatan Lalat Di Desa Montong Betok, Kecamatan Montong Gading, Kabupaten Lombok Timur

Jarak Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Sampah Dan Tingkat Kepadatan Lalat Di Desa Montong Betok, Kecamatan Montong Gading, Kabupaten Lombok Timur

  • Muhamad Majdi Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan (STTL) Mataram
Keywords: Tingkat Kepadatan Lalat, TPS, Lalat, Uji Statistik

Abstract

Vektor dan binatang pembawa penyakit di Indonesia telah teridentifikasi terutama terkait dengan penyakit menular tropis, baik yang endemis maupun penyakit menular potensial wabah.Salah satu vektor yang menyebabkan penyakit menular tropis adalah lalat.Keberadaan lalat di suatu tempat juga merupakan indikasi kebersihan yang kurang baik.salah satunya tempat pembuangan sampah ataupun genangan air SPAL dapat menjadi media transmisi penularan penyakit. Lalat sangat menyukai tempat penampungan sampah karena kondisinya yang kotor, bau, dan lembab sehingga menjadi habitat utama lalat. Dalam hal ini, indeks populasi lalat disuatu lingkungan mempunyai nilai baku mutu < 2 untuk mewujudkan lingkungan yang sehat. Mengukur indeks populasi lalat dapat menggunakan alat yang bisa dibuat sendiri yaitu flygrill, dengan cara menempatkan flygrill pada titik tempat pengamatan dan dilakukan pengukuran sebanyak 10 kali dalam waktu 30 detik. Hasil dari pengukuran indeks lalat menggunakan flygrill hanya diambil 5 angka tertinggi yang selanjutnya akan di rata-ratakan. Menurut hasil observasi Desa Montong Betok memiliki tingkat pemukiman yang padat, mempunyai beberapa tempat penampungan sementara (TPS) sampah yang tidak terawat, Rumah penduduk masih  banyak menggunakan saluran pembuangan air limbah (SPAL) yang terbuka dan kotor, serta dalam pengelolaan sampah jarang sekali dilakukan pengangkutan sampah dari TPS ke tempat penampungan akhir (TPA) sampah. Dari latar belakang masalah di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh jarak TPS sampah ke perumahan penduduk terhadap tingkat kepadatan lalat di Desa Montong Betok.Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah Observational analitik dengan pendekatan penelitian yang digunakan adalah cross-sectional.Populasi dalam penelituian ini sebanyak 87 rumah, sedangkan jumlah sampelnya adalah 44 rumah.Cara pengambilan sampel adalah dengan menggunakan Stratified Random Sampling. Penelitian ini dilakukan pada rumah penduduk sekitar TPS Sampah di Desa Montong Betok, Instrumen pengumpulan data jarak TPS sampah ke perumahan penduduk dengan roll meter dan instrumen pengukuran tingkat kepadatan lalat dengan fly grill, stopwach dan lembar observasi. Setelah pengumpulan data selesai maka data tersebut diolah dan dianalisis dengan uji statistik. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa dari 44 rumah yang diteliti, jumlah rumah pada Area I adalah 5 rumah (11,36%),  pada Area II berjumlah 10 rumah (22,72%), pada Area III berjumlah 13 rumah (29,54%), dan pada Area IV berjumlah 16 rumah (36,36%). Hasil pengukuran tingkat kepadatan lalat sesuai dengan jarak TPS sampah dengan perumahan penduduk, tingkat kepadatan lalat tertinggi ditemukan pada Area I yang berjarak 0 - 250 km. Dari hasil uji statistik menggunakan SPSS diketahui X² hitung adalah 42.365 dengan nilai p value (0,000) < α (0,05).

References

Andiarsa, D. 2018. “Lalat: Vektor yang Terabaikan Program?”, Balaba: Jurnal Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Banjarnegara, (online), vol. 14, no. 2, pp. 201–214. Dari: https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/blb/article/view/67.
Arroyo, H.S. 2011. House fly, musca domestica Linnaeus, university of florida (Online). www.entnemdept.ifas.ufl.edu.
Depkes RI. 2001. Pedoman teknis pengendalian lalat. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Depkes RI. 2005. Pedoman teknis penilaian rumah sehat untuk puskesmas. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Husin, H. 2017. “Identifikasi Kepadatan Lalat di Perumahan yang Berada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Air Sebakul Kecamatan Selebar Kota Bengkulu”, Journal of Nursing and Public Health, vol. 5, no. 1, pp. 80–87. Dari: https://jurnal.unived.ac.id/index.php/jnph/article/view/603.
Ismawati. 2015. Hubungan Kepadatan Lalat, Jarak Pemukiman, dan Sarana Pembuangan Sampah dengan Kejadian Diare pada Permukiman sekitar UPTD Rumah Pemotongan Hewan Kota Kendari. Skripsi.Kendari : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Haluleo.
Kasiono, A.M., Umboh, J. M. L., & Boky, H. 2016. Hubungan Antara Sanitasi Dasar Dengan Tingkat Kepadatan Lalat Di Rumah Makan Pasar Tuminting Kota Manado.
Kemenkes RI. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 50 tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit serta Pengendaliannya. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kurniawan, H.A.E. 2013. Studi Deskriptif Tingkat Kepadatan Lalat di Pemukiman Sekitar Rumah Pemotongan Unggas (RPU) Penggaron Kelurahan Penggaron Kidul Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Skripsi.Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Masyuda., Hestiningsih, R., Rahadian, R. 2017. Survey Kepadatan Lalat di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Jatibarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol 5, No. 4, Hal. 561.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat, Ilmu dan Seni. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Prihastini, L. 2011. Dampak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Winongo Terhadap Kualitas Lingkungan Hidup.(Online), Vol 2, No. 1, Januari 2011.Diakses ;http://static.schoolrack.com/files/100398/295422/volume2_nomor_1.pdf#page=9.
Puspitarani, F., Sukendra, D. M., & Siwiendrayanti, A. 2017. “Penerapan Lampu Ultraviolet Pada Alat Perangkap Lalat Terhadap Jumlah Lalat Rumah Terperangkap”, Higeia Journal of Public Health Research and Development, (online), vol. 1, no. 3, pp. 151–160. Dari: https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia/article/view/14334.
Sheila, F. 2010. Analisis Faktor yang Berhubungan demgam Tingkat Kepadatan Lalat pada Permukiman Penduduk Kelurahan Mojongso Kota Surakarta.Skripsi.Surakarta : Universitas Negeri Surakarta.
Widyawati. 2002. Hygiene dan Sanitasi Umum. Jakarta : PT Gramedia Widiasarna
Zhang, Y., et al. 2018. “Multiple mutations and overexpression of the MdaE7 carboxylesterase gene associated with male-linked malathion resistance in housefly, Musca domestica (Diptera: Muscidae)”, Scientific Reports. Springer US, (onlie), vol. 8, no. 1, pp. 1–11. Dari: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29317643/.
Published
2021-08-31